November 30, 2011

Go Green "The Baduy" of Indonesia!


Seorang anggota suku (atau Badui) tradisional Baduy duduk di rumah mereka di kawasan hutan berbukit-bukit pegunungan Kendeng , di Banten, Indonesia.

The Baduy (atau Badui), yang menyebut dirinya Kanekes, adalah masyarakat adat yang tinggal di bagian barat provinsi Indonesia Banten, dekat Rangkasbitung. Populasi mereka antara 5.000 dan 8.000 berpusat di pegunungan Kendeng di ketinggian 300-500 meter di atas permukaan laut. Tanah air mereka di Banten, Jawa terkandung dalam hanya 50 kilometer persegi kawasan hutan berbukit 120 km dari Jakarta, kata capital.The Baduy di Indonesia mungkin berasal dari istilah "Bedouin", meskipun sumber-sumber lain mengklaim sumber adalah nama lokal sungai. The Baduy amati tabu banyak mistik. Mereka dilarang untuk membunuh, mencuri, berbohong, berzinah, mabuk, makan makanan di malam hari, mengambil bentuk alat angkut, memakai bunga atau parfum, menerima emas atau perak, uang sentuh, atau memotong rambut mereka. Tabu lain berkaitan dengan membela tanah Baduy melawan invasi: mereka tidak dapat tumbuh sawah (padi basah), penggunaan pupuk, meningkatkan tanaman, menggunakan alat-alat modern untuk pengolah tanah ladang, atau menyimpan animals.Wikipedia domestik yang besar




 
Seorang anggota Baduy tradisional (atau Badui) terlihat di desa mereka di kawasan hutan berbukit-bukit pegunungan Kendeng , di Banten, Indonesia. Masyarakat tradisional terdiri dari sekitar 5000-8000 orang menyebar acorss daerah perbukitan hanya 50 kilometer persegi. Agama orang Baduy, yang dikenal sebagai Agama Sunda Wiwitan, memadukan unsur-unsur Hindu, Buddha dan kepercayaan tradisional, termasuk berbagai tabu seperti tidak makan makanan pada malam hari, menyentuh uang, menerima emas atau perak atau bahkan memotong rambut mereka.


 
Seorang anggota (atau Baduy) padi suku tradisional memasak Baduy di rumah mereka di kawasan hutan berbukit-bukit pegunungan Kendeng , di Banten, Indonesia.



 
Seorang wanita dari suku (atau Badui) kain tenun tradisional Baduy di rumah mereka di kawasan hutan berbukit-bukit pegunungan Kendeng , di Banten, Indonesia.







Seorang wanita dari Baduy tradisional (atau Badui) suku tenun kain di rumah mereka di kawasan hutan berbukit-bukit pegunungan Kendeng , di Banten, Indonesia.


 
Seorang anggota suku (atau Badui) kain tenun tradisional Baduy di rumah mereka di kawasan hutan berbukit-bukit pegunungan Kendeng , di Banten, Indonesia.
 

 
Pandangan umum rumah-rumah tradisional Baduy (atau Badui) suku di kawasan hutan berbukit-bukit pegunungan Kendeng , di Banten, Indonesia.



 
A member of the traditional Baduy (or Badui) tribe carries banana to sell at their village in the hilly forest area of the Kendeng mountains , in Banten, Indonesia.






Seorang pria dari suku (atau Badui) tradisional Baduy memakai gaun kepala di desa di kawasan hutan berbukit-bukit pegunungan Kendeng , di Banten, Indonesia.



 
Seorang anggota suku (atau Badui) tradisional Baduy mempersiapkan untuk membawa kayu dari sungai untuk menjual di desa mereka di kawasan hutan berbukit-bukit pegunungan Kendeng , di Banten, Indonesia.


 
Seorang anggota Baduy tradisional (atau Badui) suku membawa kayu dari sungai untuk menjual di desa mereka di kawasan hutan berbukit-bukit pegunungan Kendeng , di Banten, Indonesia. solusi cerdas
 

 
Anggota Baduy tradisional (atau Badui) suku mempersiapkan diri untuk membawa kayu dari sungai untuk menjual di desa mereka di kawasan hutan berbukit-bukit pegunungan Kendeng pada 7 Februari, di Banten, Indonesia. Getty Images / Ifansasti UletA member of the traditional Baduy (or Badui) strips bark from wood in the river for them to sell at their village in the hilly forest area of the Kendeng mountains , in Banten, Indonesia.



 
Pandangan umum rumah-rumah tradisional Baduy (atau Badui) suku di kawasan hutan berbukit-bukit pegunungan Kendeng , di Banten, Indonesia.



 
Dua anak-anak Baduy tradisional (atau Badui) suku membawa kayu bakar di desa mereka di kawasan hutan berbukit-bukit pegunungan Kendeng , di Banten, Indonesia.
 

 
Seorang pria dari suku (atau Badui) tradisional Baduy memakai gaun kepala di rumah di kawasan hutan berbukit-bukit pegunungan Kendeng , di Banten, Indonesia.
 

 
A member of the traditional Baduy (or Badui) tribe walks on the bamboo bridge in the village in the hilly forest area of the Kendeng mountains , in Banten, Indonesia.



 
Seorang anggota suku (atau Badui) tradisional Baduy berjalan di desa di kawasan hutan berbukit-bukit pegunungan Kendeng pada 7 Februari, di Banten, Indonesia.
 

 
Seorang anggota suku (atau Badui) tradisional Baduy berjalan di desa dalam kawasan hutan berbukit-bukit pegunungan Kendeng , di Banten, Indonesia


Seluruh masyarakat Indonesia pasti mengetahui bahwa negara nusantara tercinta ini mempunyai kekayaan budaya yang melimpah ruah mulai dari Sabang hingga Merauke. 

Kekayaan dan keragaman adat tersebut selalu mewarnai setiap tempat wisata yang ada di negeri Nusantara tercinta. Di setiap daerah kita bisa melihat bermacam-macam wisata budaya yang masing masing mempunyai keunikannya tersendiri, disamping itu tentunya juga memberi ciri khusus pada karakter masyarakat yang ada disana. Dari adanya fakta tersebut akan mendorong terciptanya wisata budaya yang unik disaat beragam wisata modern kian menjamur di dunia.

Salah satu wisata budaya dari propinsi banten yang terkenal di Indonesia adalah perkampungan suku Baduy. Masyarakat adat suku Baduy berdiam di Desa Cibeo, Rangkasbitung dimana mereka mempunyai kekerabatan dengan Suku Sunda. 

Masyarakat Suku Baduy terbagi menjadi menjadi dua kelompok, yakni Baduy Luar dan Baduy Dalam. Masyarakat tersebut menganut agama Hindu, Budha, Islam dan aliran kepercayaan. 

Keunikan khusus dari keseharian suku Baduy adalah menolak keberadaan kehidupan modern pada setiap segi kehidupan warganya. Mereka sangat memegang teguh pada cara hidup secara alami.

Daya tarik yang sangat menyolok pada wisata adat di Kampung Baduy adalah kehidupan alami dari masyarakat dengan pemandangan alam yang sangat indah, keindahan tenun khas suku Baduy, dan kita bisa memperkenalkan keragaman budaya Indonesia pada anak-anak. 

Akhir akhir ini lumayan banyak akademisi yang melakukan penelitian disana untuk mengetahui cara bertahan hidup dengan mengabaikan perkembangan budaya modern.

Cara menuju Kampung Cibeo Suku Baduy

Cara paling murah bila anda menggunakan sarana transportasi umum adalah dengan transportasi kereta api seperti disarankan oleh Johanes Jonaz dari Milis Backpacker

Bila anda dari Jakarta, maka Anda bisa menuju stasiun Jakarta Kota, stasiun Tanah Abang, maupun stasiun Pasar Senen. Jadwal keberangkatan kereta selengkapnya bisa anda temukan di website resi PT KAI. 

Perjalanan kereta api dari Jakarta menuju stasiun Rangkasbitung sangat murah. Bila anda sudah sampai di stasiun Rangkasbitung, maka anda bisa melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkot menuju terminal Aweh. 

Sesampai di terminal Aweh, anda lanjutkan lagi perjalanan menuju terminal Ciboleger dengan kendaraan elf. Setelah sampai di Ciboleger maka anda bisa mencari pemandu wisata yang akan menuju ke Kampung Adat Suku Baduy di Desa Cibeo.

Mengapa disarankan menggunakan jasa Pemandu Wisata? 

Pertama, para pemandu wisata tersebut sudah tahu medan. Alasan selanjutnya adalah adanya beberapa aturan dan pantangan yang tidak boleh dilanggar selama wisatawan berkunjung ke Kampung Baduy di Rangkasbitung tersebut. 

Perlu anda ingat setiap saat bahwa kehidupan mereka bersifat mengisolasi diri dari dunia luar. Sehingga jangan sampai kita mempunyai masalah karena ketidakpahaman terhadap aturan yang sudah ditetapkan oleh tetua adat setempat. 

Suku Baduy Menolak Kehidupan Modern

Seperti halnya kehidupan Suku Kajang di Makassar, Suku Baduy terbagi menjadi dua kelompok. Suku Baduy Luar saat ini telah berkembang menjadi puluhan perkampungan dengan sedikit sekali sentuhan dunia luar. Sementara itu, Suku Baduy Dalam terbilang sangat ketat dalam membatasi diri untuk berhubungan dengan masyarakat luar. Mereka tinggal di wilayah pegunungan Desa Cibeo, dekat Gunung Kendeng yang menjadi batas alam antara provinsi Banten dan Jawa Barat.

Baik masyarakat Baduy Luar maupun Baduy Dalam sama-sama membatasi diri untuk bercakap-cakap dengan orang luar, misalnya wisatawan dan pemandu wisata. Kira kira kita sanggup gak ya bila mencontoh kehidupan mereka dalam keseharian??? OMG. 

Oleh karenanya hormatilah mereka ketika anda berada dalam lingkungan suku baduy


sumber: http://solusi-pujiyono.blogspot.com/2011/03/go-green-baduy-of-indonesia.html

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

NEGARA-NEGARA YANG MELIHAT MY BLOG

free counters
 
Solusi Cerdas Copyright © 2012 Blogger Template Designed by Fuji Kalor